Sabtu, 10 November 2012

laporan praktikum kimia


I.            Judul Percobaan                 : TITRASI ASAM BASA
II.         Hari/Tanggal Percobaan    : Rabu/31 Oktober 2012
III.      Sehlesai Percobaan               : Rabu/31 Oktober 2012
IV.      Tujuan Percobaan              : 1.)Menentukan konsentrasi larutan NaOH                                                         dengan larutan baku asam oksalat
                                                             2.) Menentukan konsentrasi larutan HCl                                                                           dengan larutan NaOH   
V.         Tinjauan Pustaka               :
          Titrasi adalah suatu cara penentuan kadar suatu larutan dengan menambahkan
larutan penguji yang dapat bereaksi dengan larutan yang ingin ditentukan kadarnya. Larutan penguji disebut “Titran”, sedangkan larutan yang ingin diuji kadarnya disebut “Titrat” atau “Titer”. Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titrat atau titrannya.
            Titrasi asam basa didasarkan atas reaksi netralisasi asam dengan basa. Ada dua metode titrasi yang mencakup titrasi asam dan basa yaitu :
a.       Asidimetri, merupakan pengukuran konsentrasi asam dengan menggunakan larutan baku basa.
b.      Alkalimetri, merupakan pengukuran konsentrasi basa dengan menggunakan larutan baku asam.
Larutan baku adalah suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan dapat digunakan untuk menetapkan kadar suatu larutan lain yang belum diketahui konsentrasinya.
Titrasi asam basa didasarkan atas reaksi netralisasi asam dengan basa. Pada saat titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen (artinya secara stokiometri, titran dan titrat tepat habis bereaksi) disebut Titik Ekuivalen. Pada titik ekuivalen, jumlah yang dititrasi ekuivalen dengan jumlah basa yang dipakai. Untuk menentukan titik ekuivalen ini biasanya dipakai suatu indikator asam basa, yaitu suatu zat yang berubah warnanya tergantung pada pH larutan. Pada saat titik ekuivalen, proses titrasi dihentikan kemudian mencatat volume yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut
Di bawah ini merupakan gambar alat titrasi.
titration.gif
Ada dua cara untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam dan basa, yaitu :
a.       Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalen”.
b.      Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan dua hingga tiga tetes (sedikit mungkin) pada titran sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi dihentikan. Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH.
Gambar berikut merupakan perubahan warna yang terjadi jika menggunakan indikator phenophtalein.

  http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/SRIYANI%28050679%29/materi_3_clip_image002.gif                               http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/SRIYANI%28050679%29/materi_3_clip_image004.gif
Sebelum mencapai titik ekuivalen              Setelah mencapai titik ekuivalen
                                               indcolors
            Pada titik ekuivalen, jumlah yang ditetesi ekuivalen dengan jumlah basa yang dipakai. Untuk menentukan titik ekuivalen harus memilih berbagai macam indikator yang sedemikian rupa sehingga pH ekuivalen titrasi terdapat pada daerah perubahan warna indikator. Jika pada suatu titrasi dengan indikator tertentu timbul perubahan warna, maka titik akhir telah dicapai. Jadi titik akhir titrasi dapat ditandai saat perubahan warna indikator yyang dipakai. Titik akhir titrasi tidak selalu berhimpit dengan titik ekuivalen dan kesalahannya disebut kesalahan titrasi.
Text Box: mol ekuivalen asam = mol ekuivalen basa            Pada saat titik ekuivalen, maka mol-ekuivalen asam akan sama dengan mol-ekuivalen basa, hal ini dapat kita tulis sebagai berikut.
                                                                                                                                  
Mol ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara normalitas dengan volume, maka :
Text Box: N x Vasam = N x V basa                                                                                                                                            
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas dengan jumlah ion H+  pada asam atau jumlah ion OH- pada basa, sehingga rumusnya menjadi :


Text Box: n x M x Vasam = n x V x M basa
 


Keterangan : N = Normalitas
                      V = Volume
                      M = Molaritas
                      n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH- (pada basa)
Di bawah ini merupakan tabel indikator asam dan basa.
NAMA
pH RANGE
WARNA
TIPE(SIFAT)
Biru timol
1,2   -   2,8
merah - kuning
asam
Kuning metil
2,9   -   4,0
merah - kuning
basa
Jingga metil
3,1   -   4,4
merah - jingga
basa
Hijau bromkresol
3,8   -   5,4
kuning - biru
asam
Merah metil   
4,2   -   6,3 
merah - kuning
basa
Ungu bromkresol
5,2   -   6,8
kuning - ungu
asam
Biru bromtimol  
6,2   -   7,6
kuning - biru
asam
Merah fenol
6,8   -   8,4
kuning - merah
asam
Ungu kresol  
7,9   -   9,2
kuning - ungu
asam
Fenolftalein  
8,3   -  10,0
t.b. - merah  
asam
Timolftalein 
9,3   -  10,5
t.b. - biru
asam
Kuning alizarin
10,0 -  12,0
kuning - ungu
basa
VI. Cara Kerja                            :
            Percobaan I
 


§  Digunakan untuk membilas buret
§  Dimasukkan ke dalam buret sampai tepat skala nol






Text Box: NaOh dalam buret



Text Box: C2H2O4 10 ml (0,1 N)



 





§  Dimasukkan ke labu erlenmeyer dengan pipet gondok
§  Ditambahkan 2 tetes PP
§  Dititrasi dengan NaOH dalam buret
 


§  Dicatat volume NaOH
§  Percobaan diulang 3X
§  Dihitung konsentrasi NaOH


Text Box: Konsentrasi larutan NaOH
 



Percobaan II
 


§  Dimasukkan ke dalam buret sampai tepat skala nol




Text Box: NaOh dalam buret



 









§  Dimasukkan ke labu erlenmeyer dengan pipet gondok
§  Ditambahkan 2 tetes PP
 


§  Dititrasi dengan NaOH dalam buret


Text Box: Larutan pink
 


§  Dicatat volume NaOH yang diperlukan
§  Percobaan diulang 3X
§  Dihitung konsentrasi HCl
Text Box: Konsentrasi HCl 


Text Box: Larutan NaOHPercobaan III



 

§  Text Box: NaOH dalam biuretDimasukkan ke dalam buret sampai skala nol



 


§  Dimasukkan ke labu erlennmeyer
§  Ditambahkan indikator ekstrak kol ungu








 


§  Dititrasi dengan NaOH dari dalam biuret


Text Box: Larutan biru kehijauan
 


§  Dicatat volume NaOH yang diperlukan
§  Percobaan diulangi 3x
§  Dihitung konsentrasi HCl
Text Box: Konsentrasi HCl 



VII.                      Hasil Pengamatan     :
Prosedur Percobaan
Hasil Pengamatan
Dugaan/Reaksi
Kesimpulan
Percobaan I


NaOH
 
 


§  Digunakan untuk membilas buret
§  Dimasukkan ke dalam buret sampai tepat skala nol




NaOH dalam buret
 


 




§   

§  Dimasukkan ke labu erlenmeyer dengan pipet gondok
§  Ditambahkan 2 tetes PP
§  Dititrasi dengan NaOH dalam buret
Larutan pink
 
 


§  Dicatat volume NaOH
§  Percobaan diulang 3X
§  Dihitung konsentrasi NaOH


Konsentrasi larutan NaOH
 
 

Percobaan II







Percobaan II
 

§   

§  Dimasukkan ke dalam buret sampai tepat skala nol








NaOH dalam buret
 


 



§   
§   

§  Dimasukkan ke labu erlenmeyer dengan pipet gondok
§  Ditambahkan 2 tetes PP


 



§  Dititrasi dengan NaOH dalam buret
 



§  Dicatat volume NaOH yang diperlukan
§  Percobaan diulang 3X
§  Dihitung konsentrasi HCl

Konsentrasi HCl
 
 













Percobaan III
Larutan NaOH
 
 


§  Dimasukkan ke dalam biuret sampai skala nol




NaOH dalam biuret
 


 







§  Dimasukkan ke labu erlennmeyer
§  Ditambahkan indikator ekstrak kol ungu










 


§  Dititrasi dengan NaOH dari dalam biuret





 



§  Dicatat volume NaOH yang diperlukan
§  Percobaan diulangi 3x
§  Dihitung konsentrasi HCl


Konsentrasi HCl
 
 





I.              V1  NaOH = 12 ml
Warna larutan menjadi pink.
II.            V2  NaOH = 11,8 ml
Warna larutan menjadi pink.
III.         V3  NaOH = 11,2 ml
 Warna larutan menjadi pink.

Maka diperoleh :
I.              N1 NaOH = 0,083 N
II.           N2 NaOH = 0,085 N
III.        N3 NaOH = 0,089 N

N NaOH rata-rata = 0,086 N














I.     V1  NaOH = 11,4 ml
Warna larutan menjadi pink.
II.  V2  NaOH = 11,6 ml
Warna larutan menjadi pink.
III.    V3  NaOH = 11,5 ml
 Warna larutan menjadi pink.

Maka diperoleh :
I.     N1HCl = 0,098 N
II.  N2HCl = 0,099 N
III.   N3 HCl= 0,099 N

N HCl rata-rata = 0,099 N































I.     V1  NaOH = 11,4 ml
Warna larutan menjadi biru kehijauan.
II.  V2  N aOH = 11,5 ml
Warna larutan menjadi biru kehijauan.
III.     V3  NaOH = 11,4 ml
 Warna larutan menjadi biru kehijauan.

Maka diperoleh :
I.       N1 HCl = 0,098 N
II.      N2 HCl = 0,099 N
III.   N3 HCl = 0,098 N

N HCl rata-rata = 0,098 N

2NaOH + C2H2O4à Na2C2O4 + 2H2O
































NaOH + HCl à NaCl + H2O
















































NaOH + HCl à NaCl + H2O

Dari percobaan titrasi asam basa yang kami lakukan, kami peroleh hasil sebagai berikut:
-Konsentrasi NaOH rata-rata sebesar 0,086 N
-perubahan warna yang terjadi pada larutan asam oksalat setelah ditetesi PP awalnya bening dan setelah bercampur dengan NaOH berubah warna menjadi pink.
















Dari percobaan titrasi NaOH dan HCl, kami peroleh hasil sbb. -Konsentrasi HCl  rata-rata sebesar 0,0099 N
- perubahan warna yang terjadi setelah ditetesi indikator PP sebelumnya berwarna bening menjadi pink.




































Dari percobaan titrasi NaOH dengan HCl dan menggunakan indikator ekstrak kol ungu kami peroleh hasil sbb
-konsentrasi HCl rata-rata adalah 0,098 N
-perubahan warna yang terjadi setelah ditetesi indikator ekstrak kol ungu sebelumnya.
-HCl berwarna merah menjadi warna biru kehijauan.

Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa titrasi telah mencapai titik ekuivalen yaitu konsentrasi HCl sama dengan NaOH sehingga larutan yang ditambahkan PP menjadi warna pink dan yang diberi ekstrak ekstrak tumbuhan menjadi warna biru kehijauan.


VIII.                   Analisis Data dan Persamaan Reaksi yang Terlibat:
Pada eksperimen pertama, larutan C2H2O4 0,1 M ditambah 2 tetes indikator phenolptalien. Kemudian dicampurkan dengan NaOH (dari buret) setetes demi setetes sampai larutan asam oksalat berubah warna menjadi merah muda.
C2H2O4 + 2NaOH à Na2C2O4 + 2H2O
 Dan volume NaOH dicatat untuk mengetahui konsentrasi NaOH. Yang menyebabkan warna larutan menjadi merah muda adalah Na2C2O4.
Pada eksperimen kedua, larutan HCl 0,1 M ditambah 2 tetes indikator phenolptalien. Kemudian dicampur dengan NaOH (dari buret) setetes demi setetes sampai larutan berubah warna menjadi merah muda.
HCl + NaOH à  NaCl + H2O
Dan volume NaOH dicatat untuk mengetahui konsentrasi HCl. Yang  menyebabkan warna larutan menjadi merah muda adalah NaCl.
Pada eksperimen ketiga, larutan HCl 0,1 M ditambah 2 tetes indikator ekstrak tumbuhan (kubis ungu ditumbuk dan diberi alkohol). Kemudian dicampur dengan NaOH (dari buret) setetes demi setetes sampai larutan berubah warna menjadi biru kehijauan
HCl + NaOH à  NaCl + H2O
Dan volume NaOH dicatat untuk mengetahui konsentrasi HCl. Yang  menyebabkan warna larutan menjadi kuning adalah NaCl.
·         Penentuan konsentrasi NaOH dengan larutan 10 ml C2H2O4  0,1M           
Dari persamaan N1 x V1 = N2 x V2, didapat data sebagai berikut,
Volume (NaOH)
Normalitas (NaOH)
12 ml
0,083 N
11,8 ml
0,085 N
11,2 ml
0,089 N

    NNaOH rata-rata = 0,086 N
·         Penentuan konsentrasi 10 ml HCl dengan larutan NaOH (Indikator PP)
VOLUME (HCl)

VOLUME (NaOH)
Normalitas(HCl)
10ml
11,4 ml
0,098 N
10ml
11,6 ml
0,099 N
10ml
11,5 ml
0,099 N

            MHCl rata-rata = 0,099 N

·         Penentuan konsentrasi 5ml HCl dengan larutan NaOH (Ekstrak Tumbuhan)
VOLUME (HCl)

VOLUME (NaOH)
Normalitas (HCl)
10ml
11,4 ml
0,098 N
10ml
11,5 ml
0,099 N
10ml
11,4 ml
0,098 N
        NHCl rata-rata = 0,098 N

IX. Pembahasan                          :
            Kami melakukan percobaan titrasi asam basa meliputi tiga percobaan yaitu menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan asam oksalat (ditambah indikator phenophtalein), menentukan konsentrasi larutan HCl dengan NaOH (ditambah indikator phenophtalein), dan menentukan konsentrasi HCl dengan NaOH (ditambah indikator ekstrak tumbuhan kubis ungu).
            Pada percobaan pertama, larutan standar yang kami gunakan adalah NaOH dan phenophtalein sebagai indikatornya serta volume NaOH yang dihasilkan tidak sama yaitu 12 ml, 11,8 ml, dan 11,2 ml dan hal ini tidak sesuai dengan teoritis dikarenakan ketidaktelitian pengamat saat melakukan percobaan. Perubahan warna yang terjadi adalah dari tidak berwarna menjadi merah muda, hal ini sesuai dengan teoritis yang ada.         Pada  percobaan  kedua, kami menggunakan NaOH sebagai larutan standarnya dan juga phenophtalein sebagai  indikator.  Titrasi  juga  dilakukan  sampai  terjadi perubahan warna dari yang tidak berwarna menjadi merah muda, hal ini sesuai dengan teoritis yang ada. Namun volume yang dihasilkan tidak sama yaitu 11,4 ml, 11,6 ml, dan 11,5 ml. Hal ini tidak sesuai dengan teoritis yang ada dikarenakan tidak telitinya pengamat saat percobaan.
            Lalu pada percobaan ketiga, kami menggunakan NaOH juga sebagai larutan standarnya dan ekstrak tumbuhan (kubis ungu) sebagai indikatornya. Volume yang dihasilkan juga tidak sama yaitu 11,4 ml, 11,5 ml, dan 11,4 ml. Hal ini dikarenakan kurang telitinya pengamat dalam melakukan percobaan. Perubahan warna yang terjadi adalah hijau kebiruan, hal ini sesuai dengan teoritis yang ada.

X.    Kesimpulan                            :
     Berdasarkan percobaan yang kami lakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
·         Dari percobaan I titrasi antara NaOH dan asam oksalat dengan menggunakan indikator PP kami peroleh hasil sebagai berikut: Konsentrasi NaOH rata-rata sebesar 0,086 N. Perubahan warna yang terjadi pada larutan asam oksalat setelah ditetesi PP awalnya bening dan setelah bercampur dengan NaOH berubah warna menjadi pink.
·         Dari percobaan II titrasi antara NaOH dan HCl dengan indikator PP kami peroleh hasil sebagai berikut:Konsentrasi HCl  rata-rata sebesar 0,0099 N. Perubahan warna yang terjadi pada larutan asam oksalat setelah ditetesi PP awalnya bening dan setelah bercampur dengan NaOH berubah warna menjadi pink.
·         Dari percobaan III titrasi antara NaOH dan HCl dengan indikator ekstrak tumbuhan (kubis ungu) kami peroleh hasil sebagai berikut: Konsentrasi HCl rata-rata adalah 0,098 N. Perubahan warna yang terjadi setelah ditetesi indikator ekstrak kol ungu sebelumnya HCl berwarna merah menjadi warna biru kehijauan.
·         Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa titrasi telah mencapai titik ekuivalen yaitu konsentrasi HCl sama dengan NaOH sehingga larutan yang ditambahkan PP menjadi warna pink dan yang diberi ekstrak tumbuhan menjadi warna biru kehijauan.

XI. Jawaban Pertanyaan            :
1.      Pada titrasi larutan NaOH dengan asam oksalat menggunakan indikator phenophtalein karena indikator phenophtalein akan mengalami perubahan warna apabila telah melewati titik ekuivalen yaitu yang sering disebut titik akhir titrasi dan mempunyai jangkauan pH antara 8,0-9,6. Phenophtalein akan berubah warna menjadi merah muda ketika larutan mencapai pH sekitar 8,2 atau lebih. Perubahan warna indikator phenophtalein akan tidak berwarna jika berada dalam larutan asam dan akan berubah warna menjadi merah muda dalam larutan basa. Sehingga indikator phenophtalein adalah indikator yang paling tepat digunakan untuk memperkecil kesalahan pada titrasi larutan NaOH dengan asam oksalat.
2.      Perbedaan titik ekuivalen dengan titik akhir titrasi yaitu titik ekuivalen adalah titik dimana asam dan basa tepat habis bereaksi, keadaan ini sulit untuk diamati karena belum terjadi perubahan warna pada larutan. Sedangkan titik akhir adalah keadaan dimana titrasi dihentikan, keadaan ini mudah diamati yaitu pada saat terjadinya perubahan warna pada larutan.
3.      Pada percobaan titrasi asam basa, ini larutan C2H2O4 (asam oksalat) berfungsi sebagai larutan baku primer, NaOH sebagai larutan baku sekunder, dan HCl sebagai larutan baku tersier.














XII.                      Daftar Pustaka                      :
Amaria. 2012. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar Sains. Surabaya:
            Unesa University Press.
Sutrisna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Jakarta: Grafindo.
Sugiarto, Bambang, dkk. 2010. Kimia Dasar untuk Pendidikan Sains.         Surabaya: UNESA University Press.
Retnowati, Priscilia. 2006. Seribu Pena Kimia. Jakarta: Erlangga.


















Surabaya, 23 Oktober 2012
Mengetahui
Dosen/ Asisten Pembimbing,                                                  Praktikan,



(............................................)                                      (.............................................)
LAMPIRAN

PERCOBAAN  1

a.       Diket        : M C2H2O4     = 0,1 M
          C C2H2O4      = 10 ml
          V NaOH       = 12 ml
Ditanya    : N NaOH       = ...?
Jawab       :         
       Equivalen x asam      =           Equivalen x basa
                   Na x Va         =        Nb x Vb
10 x 0,1           =         Nb x 12
1           =         12 x Nb
Nb       =         0,083 N


b.      Diket        : M C2H2O4     = 0,1 m
          C C2H2O4      = 10 ml
          V NaOH       = 11,8 ml
Ditanya    : N NaOH       = ...?
Jawab       :
              Equivalen x asam           =           Equivalen x basa
                   Na x Va                     =                    Nb x Vb
10 x 0,1                       =         Nb x 11,8
1                      =          11,8 x Nb
Nb                  =          0,085 N

c.       Diket        : M C2H2O4     = 0,1 m
          C C2H2O4      = 10 ml
          V NaOH       = 11,2 ml
Ditanya    : N NaOH       = ...?
Jawab       :
              Equivalen x asam           =           Equivalen x basa
                   Na x Va                     =                    Nb x Vb
10 x 0,1                       =                     Nb x 11,2
1           =         11,3 x Nb
Nb       =         0,089 N


Mrata-rata NaOH =  0,083 + 0,085 + 0,089 = 0,086 N
                                                                        3

PERCOBAAN  2

a.       Diket        : M NaOH       =  0,086 N
          C NaOH        = 11,4 ml
          V HCl           = 10 ml
Ditanya    : N HCl           = ...?
Jawab       :                           
       Equivalen x asam      =           Equivalen x basa
                   Na x Va         =                    Nb x Vb
Na x 0,1          =                     0.086 x 11,4
Na       =                     0,098 N
b.      Diket        : M NaOH       =  0,086 N
          C NaOH        = 11,6 ml
          V HCl           = 10 ml
Ditanya    : N HCl           = ...?
Jawab       :                           
       Equivalen x asam      =           Equivalen x basa
                   Na x Va         =                    Nb x Vb
Na x 0,1          =                     0.086 x 11,6
Na       =                     0,099 N
c.       Diket        : M NaOH       =  0,086 N
          C NaOH        = 11,5 ml
          V HCl           = 10 ml
Ditanya    : N HCl           = ...?
Jawab       :                           
       Equivalen x asam      =           Equivalen x basa
                   Na x Va         =                    Nb x Vb
Na x 0,1          =                     0.086 x 11,5
Na       =                     0,099 N

Mrata-rata HCl dengan indilator phenolptalein = 0,098 + 0,099 + 0,099 = 0,099 M
                                                                                     3

PERCOBAAN  3

a.       Diket        : M NaOH       =  0,086 N
          C NaOH        = 11,4 ml
          V HCl           = 10 ml
Ditanya    : N HCl           = ...?
Jawab       :                           
       Equivalen x asam      =           Equivalen x basa
                   Na x Va         =                    Nb x Vb
Na x 0,1          =                     0.086 x 11,4
Na       =                     0,098 N
b.      Diket        : M NaOH       =  0,086 N
          C NaOH        = 11,5 ml
          V HCl           = 10 ml
Ditanya    : N HCl           = ...?
Jawab       :                           
       Equivalen x asam      =           Equivalen x basa
                   Na x Va         =                    Nb x Vb
Na x 0,1          =                     0.086 x 11,5
Na       =                     0,099 N
c.       Diket        : M NaOH       =  0,086 N
          C NaOH        = 11,4 ml
          V HCl           = 10 ml
Ditanya    : N HCl           = ...?
Jawab       :                           
       Equivalen x asam      =           Equivalen x basa
                   Na x Va         =                    Nb x Vb
Na x 0,1          =                     0.086 x 11,4
Na       =                     0,098 N

Mrata-rata HCl dengan indilator phenolptalein = 0,098 + 0,099 + 0,098 = 0,098 M
                                                                                                3
























LAMPIRAN

  DSC00674.jpg
Gambar 1. Gelas ukur 100 ml

  DSC00675.jpg
Gambar 2. Labu erlenmeyer
   DSC00676.jpg
Gambar 3. Corong

      DSC00677.jpg




Gambar 4. Ekstrak tumbuhan (kubis ungu) yang telah dihaluskan menggunakan lumpang dan alu
     




Gambar 5. C2H2O4 Dititrasi dengan NaOH yang dicampurkan dengan indikator phenophtalein berubah warna dari larutan yang tidak berwarna menjadi larutan  berwarna merah muda.










Gambar 6. HCl Dititrasi dengan NaOH yang dicampurkan dengan indikator phenophtalein berubah warna dari larutan yang tidak berwarna menjadi larutan  berwarna merah muda.




Gambar 6. HCl Dititrasi dengan NaOH yang dicampurkan dengan indikator ekstrak tumbuhan berubah warna dari larutan yang tidak berwarna menjadi larutan  berwarna biru kehijauan

1 komentar: