I.
Judul
Percobaan : TITRASI ASAM
BASA
II.
Hari/Tanggal
Percobaan : Rabu/31
Oktober 2012
III. Sehlesai
Percobaan : Rabu/31
Oktober 2012
IV. Tujuan Percobaan : 1.)Menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan baku asam oksalat
2.) Menentukan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH
V.
Tinjauan
Pustaka :
Titrasi adalah suatu cara penentuan
kadar suatu larutan dengan menambahkan
larutan
penguji yang dapat bereaksi dengan larutan yang ingin ditentukan kadarnya. Larutan
penguji disebut “Titran”, sedangkan larutan yang ingin diuji kadarnya disebut
“Titrat” atau “Titer”. Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai
titrat atau titrannya.
Titrasi asam basa didasarkan atas
reaksi netralisasi asam dengan basa. Ada dua metode titrasi yang mencakup
titrasi asam dan basa yaitu :
a. Asidimetri,
merupakan pengukuran konsentrasi asam dengan menggunakan larutan baku basa.
b. Alkalimetri,
merupakan pengukuran konsentrasi basa dengan menggunakan larutan baku asam.
Larutan
baku adalah suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan dapat
digunakan untuk menetapkan kadar suatu larutan lain yang belum diketahui
konsentrasinya.
Titrasi
asam basa didasarkan atas reaksi netralisasi asam dengan basa. Pada saat titran
ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen
(artinya secara stokiometri, titran dan titrat tepat habis bereaksi) disebut
Titik Ekuivalen. Pada titik ekuivalen, jumlah yang dititrasi ekuivalen dengan
jumlah basa yang dipakai. Untuk menentukan titik ekuivalen ini biasanya dipakai
suatu indikator asam basa, yaitu suatu zat yang berubah warnanya tergantung
pada pH larutan. Pada saat titik ekuivalen, proses titrasi dihentikan kemudian
mencatat volume yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut
Di
bawah ini merupakan gambar alat titrasi.

Ada
dua cara untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam dan basa, yaitu :
a.
Memakai pH meter
untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume
titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut
adalah “titik ekuivalen”.
b.
Memakai
indikator asam basa. Indikator ditambahkan dua hingga tiga tetes (sedikit
mungkin) pada titran sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan
berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi
dihentikan. Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator
yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH.
Gambar berikut
merupakan perubahan warna yang terjadi jika menggunakan indikator phenophtalein.



Sebelum
mencapai titik
ekuivalen
Setelah mencapai titik ekuivalen

Pada titik ekuivalen, jumlah yang
ditetesi ekuivalen dengan jumlah basa yang dipakai. Untuk menentukan titik
ekuivalen harus memilih berbagai macam indikator yang sedemikian rupa sehingga
pH ekuivalen titrasi terdapat pada daerah perubahan warna indikator. Jika pada
suatu titrasi dengan indikator tertentu timbul perubahan warna, maka titik akhir
telah dicapai. Jadi titik akhir titrasi dapat ditandai saat perubahan warna
indikator yyang dipakai. Titik akhir titrasi tidak selalu berhimpit dengan
titik ekuivalen dan kesalahannya disebut kesalahan titrasi.

Mol ekuivalen diperoleh dari hasil
perkalian antara normalitas dengan volume, maka :

Normalitas diperoleh dari hasil
perkalian antara molaritas dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH- pada
basa, sehingga rumusnya menjadi :
![]() |
Keterangan
: N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion H+
(pada asam) atau OH- (pada basa)
Di bawah ini merupakan tabel indikator
asam dan basa.
NAMA
|
pH RANGE
|
WARNA
|
TIPE(SIFAT)
|
Biru timol
|
1,2 - 2,8
|
merah - kuning
|
asam
|
Kuning metil
|
2,9 - 4,0
|
merah - kuning
|
basa
|
Jingga metil
|
3,1 - 4,4
|
merah - jingga
|
basa
|
Hijau bromkresol
|
3,8 - 5,4
|
kuning - biru
|
asam
|
Merah metil
|
4,2 - 6,3
|
merah - kuning
|
basa
|
Ungu bromkresol
|
5,2 - 6,8
|
kuning - ungu
|
asam
|
Biru bromtimol
|
6,2 - 7,6
|
kuning - biru
|
asam
|
Merah fenol
|
6,8 - 8,4
|
kuning - merah
|
asam
|
Ungu kresol
|
7,9 - 9,2
|
kuning - ungu
|
asam
|
Fenolftalein
|
8,3 - 10,0
|
t.b. - merah
|
asam
|
Timolftalein
|
9,3 - 10,5
|
t.b. - biru
|
asam
|
Kuning alizarin
|
10,0 - 12,0
|
kuning - ungu
|
basa
|
VI. Cara Kerja :
Percobaan I

§ Digunakan
untuk membilas buret
§ Dimasukkan ke dalam buret sampai tepat skala nol
![]() |
||||
![]() |
||||
![]() |
§ Dimasukkan
ke labu erlenmeyer dengan pipet gondok
§ Ditambahkan
2 tetes PP
§ Dititrasi dengan NaOH dalam buret

§ Dicatat
volume NaOH
§ Percobaan diulang 3X
§ Dihitung konsentrasi NaOH
![]() |
Percobaan II

§ Dimasukkan ke dalam buret sampai tepat skala nol
![]() |
||
![]() |
§ Dimasukkan
ke labu erlenmeyer dengan pipet gondok
§ Ditambahkan
2 tetes PP

§ Dititrasi
dengan NaOH dalam buret
![]() |
§
Dicatat volume NaOH yang diperlukan

§ Percobaan diulang 3X
§ Dihitung konsentrasi HCl


![]() |
§
Dimasukkan ke dalam buret sampai skala nol


§ Dimasukkan ke labu erlennmeyer
§ Ditambahkan indikator ekstrak kol ungu
![]() |
|||
![]() |
§ Dititrasi dengan NaOH dari dalam biuret
![]() |
§ Dicatat volume NaOH yang diperlukan
§
Percobaan diulangi 3x

§ Dihitung konsentrasi HCl

VII.
Hasil
Pengamatan :
Prosedur
Percobaan
|
Hasil
Pengamatan
|
Dugaan/Reaksi
|
Kesimpulan
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Percobaan I
§
![]()
§ Dimasukkan ke dalam buret sampai tepat skala nol
§
§ Dimasukkan
ke labu erlenmeyer dengan pipet gondok
§ Ditambahkan
2 tetes PP
§ Dititrasi dengan NaOH dalam buret
§
![]()
§ Percobaan diulang 3X
§ Dihitung konsentrasi NaOH
Percobaan II
Percobaan II
![]()
§
§ Dimasukkan ke dalam buret sampai tepat skala nol
§
§
§ Dimasukkan
ke labu erlenmeyer dengan pipet gondok
§ Ditambahkan
2 tetes PP
![]()
§ Dititrasi
dengan NaOH dalam buret
![]()
§ Dicatat volume NaOH yang diperlukan
§ Percobaan diulang 3X
§ Dihitung konsentrasi HCl
Percobaan III
§
![]()
§ Dimasukkan ke labu erlennmeyer
§ Ditambahkan indikator ekstrak kol ungu
§ Dititrasi dengan NaOH dari dalam biuret
§ Dicatat volume NaOH yang diperlukan
§ Percobaan diulangi 3x
§ Dihitung konsentrasi HCl
|
I.
V1
NaOH = 12 ml
Warna
larutan menjadi pink.
II.
V2
NaOH = 11,8 ml
Warna
larutan menjadi pink.
III.
V3 NaOH = 11,2 ml
Warna larutan menjadi pink.
Maka diperoleh :
I.
N1 NaOH = 0,083 N
II.
N2 NaOH =
0,085 N
III.
N3 NaOH =
0,089 N
N NaOH rata-rata = 0,086 N
I. V1 NaOH = 11,4 ml
Warna
larutan menjadi pink.
II. V2 NaOH = 11,6 ml
Warna
larutan menjadi pink.
III. V3 NaOH = 11,5 ml
Warna larutan menjadi pink.
Maka diperoleh :
I. N1HCl = 0,098 N
II. N2HCl = 0,099 N
III. N3 HCl= 0,099 N
N HCl rata-rata = 0,099 N
I. V1 NaOH = 11,4 ml
Warna larutan
menjadi biru kehijauan.
II. V2 N aOH = 11,5 ml
Warna larutan
menjadi biru kehijauan.
III. V3 NaOH = 11,4 ml
Warna larutan menjadi biru kehijauan.
Maka diperoleh :
I. N1 HCl
= 0,098 N
II. N2 HCl = 0,099 N
III. N3 HCl = 0,098 N
N HCl
rata-rata = 0,098 N
|
2NaOH + C2H2O4à Na2C2O4
+ 2H2O
NaOH + HCl à NaCl + H2O
NaOH + HCl à NaCl + H2O
|
Dari percobaan titrasi asam basa yang kami lakukan, kami peroleh hasil
sebagai berikut:
-Konsentrasi NaOH rata-rata sebesar 0,086 N
-perubahan warna yang terjadi pada larutan asam oksalat setelah
ditetesi PP awalnya bening dan setelah bercampur dengan NaOH berubah warna
menjadi pink.
Dari percobaan titrasi NaOH dan HCl, kami peroleh hasil sbb.
-Konsentrasi HCl rata-rata sebesar
0,0099 N
- perubahan warna yang terjadi setelah ditetesi indikator PP sebelumnya
berwarna bening menjadi pink.
Dari percobaan titrasi NaOH dengan HCl dan menggunakan indikator
ekstrak kol ungu kami peroleh hasil sbb
-konsentrasi HCl rata-rata adalah 0,098 N
-perubahan warna yang terjadi setelah ditetesi indikator ekstrak kol
ungu sebelumnya.
-HCl berwarna merah menjadi warna biru kehijauan.
Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa titrasi telah mencapai titik
ekuivalen yaitu konsentrasi HCl sama dengan NaOH sehingga larutan yang
ditambahkan PP menjadi warna pink dan yang diberi ekstrak ekstrak tumbuhan
menjadi warna biru kehijauan.
|
VIII.
Analisis
Data dan Persamaan Reaksi yang Terlibat:
Pada eksperimen pertama, larutan C2H2O4
0,1 M ditambah 2 tetes indikator phenolptalien. Kemudian dicampurkan dengan
NaOH (dari buret) setetes demi setetes sampai larutan asam oksalat berubah
warna menjadi merah muda.
C2H2O4
+ 2NaOH à Na2C2O4
+ 2H2O
Dan volume NaOH dicatat untuk mengetahui konsentrasi
NaOH. Yang menyebabkan warna larutan menjadi merah muda adalah Na2C2O4.
Pada eksperimen kedua, larutan HCl
0,1 M ditambah 2 tetes indikator phenolptalien. Kemudian dicampur dengan NaOH
(dari buret) setetes demi setetes sampai larutan berubah warna menjadi merah
muda.
HCl
+ NaOH à NaCl + H2O
Dan volume NaOH dicatat untuk
mengetahui konsentrasi HCl. Yang
menyebabkan warna larutan menjadi merah muda adalah NaCl.
Pada eksperimen ketiga, larutan HCl
0,1 M ditambah 2 tetes indikator ekstrak tumbuhan (kubis ungu ditumbuk dan
diberi alkohol). Kemudian dicampur dengan NaOH (dari buret) setetes demi
setetes sampai larutan berubah warna menjadi biru kehijauan
HCl
+ NaOH à NaCl + H2O
Dan volume NaOH dicatat untuk
mengetahui konsentrasi HCl. Yang
menyebabkan warna larutan menjadi kuning adalah NaCl.
·
Penentuan
konsentrasi NaOH dengan larutan 10 ml C2H2O4
0,1M
Dari persamaan N1 x V1 = N2 x V2,
didapat data sebagai berikut,
Volume (NaOH)
|
Normalitas (NaOH)
|
12
ml
|
0,083
N
|
11,8
ml
|
0,085
N
|
11,2
ml
|
0,089
N
|
NNaOH
rata-rata = 0,086 N
·
Penentuan
konsentrasi 10 ml HCl dengan larutan NaOH (Indikator PP)
VOLUME (HCl)
|
VOLUME (NaOH)
|
Normalitas(HCl)
|
10ml
|
11,4
ml
|
0,098
N
|
10ml
|
11,6
ml
|
0,099
N
|
10ml
|
11,5
ml
|
0,099
N
|
MHCl rata-rata = 0,099 N
·
Penentuan
konsentrasi 5ml HCl dengan larutan NaOH (Ekstrak Tumbuhan)
VOLUME (HCl)
|
VOLUME (NaOH)
|
Normalitas (HCl)
|
10ml
|
11,4 ml
|
0,098 N
|
10ml
|
11,5 ml
|
0,099 N
|
10ml
|
11,4 ml
|
0,098 N
|
NHCl rata-rata = 0,098 N
IX. Pembahasan :
Kami melakukan percobaan titrasi asam
basa meliputi tiga percobaan yaitu menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan
asam oksalat (ditambah indikator phenophtalein), menentukan konsentrasi larutan
HCl dengan NaOH (ditambah indikator phenophtalein), dan menentukan konsentrasi
HCl dengan NaOH (ditambah indikator ekstrak tumbuhan kubis ungu).
Pada percobaan pertama, larutan
standar yang kami gunakan adalah NaOH dan phenophtalein sebagai indikatornya
serta volume NaOH yang dihasilkan tidak sama yaitu 12 ml, 11,8 ml, dan 11,2 ml
dan hal ini tidak sesuai dengan teoritis dikarenakan ketidaktelitian pengamat
saat melakukan percobaan. Perubahan warna yang terjadi adalah dari tidak
berwarna menjadi merah muda, hal ini sesuai dengan teoritis yang ada. Pada
percobaan kedua, kami menggunakan
NaOH sebagai larutan standarnya dan juga phenophtalein sebagai indikator.
Titrasi juga dilakukan
sampai terjadi perubahan warna dari
yang tidak berwarna menjadi merah muda, hal ini sesuai dengan teoritis yang
ada. Namun volume yang dihasilkan tidak sama yaitu 11,4 ml, 11,6 ml, dan 11,5
ml. Hal ini tidak sesuai dengan teoritis yang ada dikarenakan tidak telitinya
pengamat saat percobaan.
Lalu pada percobaan ketiga, kami
menggunakan NaOH juga sebagai larutan standarnya dan ekstrak tumbuhan (kubis ungu)
sebagai indikatornya. Volume yang dihasilkan juga tidak sama yaitu 11,4 ml,
11,5 ml, dan 11,4 ml. Hal ini dikarenakan kurang telitinya pengamat dalam
melakukan percobaan. Perubahan warna yang terjadi adalah hijau kebiruan, hal
ini sesuai dengan teoritis yang ada.
X. Kesimpulan :
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan didapatkan
hasil sebagai berikut:
·
Dari percobaan I titrasi antara NaOH dan asam oksalat dengan menggunakan
indikator PP kami peroleh hasil sebagai berikut: Konsentrasi NaOH rata-rata sebesar
0,086 N. Perubahan warna yang terjadi pada larutan asam oksalat setelah
ditetesi PP awalnya bening dan setelah bercampur dengan NaOH berubah warna
menjadi pink.
·
Dari percobaan II titrasi antara NaOH dan HCl dengan indikator PP kami
peroleh hasil sebagai berikut:Konsentrasi HCl
rata-rata sebesar 0,0099 N. Perubahan warna yang terjadi pada larutan
asam oksalat setelah ditetesi PP awalnya bening dan setelah bercampur dengan
NaOH berubah warna menjadi pink.
·
Dari percobaan III titrasi antara NaOH dan HCl dengan indikator ekstrak
tumbuhan (kubis ungu) kami peroleh hasil sebagai berikut: Konsentrasi HCl
rata-rata adalah 0,098 N. Perubahan warna yang terjadi setelah ditetesi
indikator ekstrak kol ungu sebelumnya HCl berwarna merah menjadi warna biru kehijauan.
·
Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa titrasi telah mencapai titik
ekuivalen yaitu konsentrasi HCl sama dengan NaOH sehingga larutan yang
ditambahkan PP menjadi warna pink dan yang diberi ekstrak tumbuhan menjadi
warna biru kehijauan.
XI. Jawaban Pertanyaan :
1. Pada titrasi larutan
NaOH dengan asam oksalat menggunakan indikator phenophtalein karena indikator phenophtalein
akan mengalami perubahan warna apabila telah
melewati titik ekuivalen yaitu yang sering disebut titik akhir titrasi dan mempunyai
jangkauan pH antara 8,0-9,6. Phenophtalein akan berubah warna menjadi merah
muda ketika larutan mencapai pH sekitar 8,2 atau lebih. Perubahan warna
indikator phenophtalein akan tidak berwarna jika berada dalam larutan asam dan
akan berubah warna menjadi merah muda dalam larutan basa. Sehingga indikator phenophtalein
adalah indikator yang paling tepat digunakan untuk memperkecil kesalahan pada
titrasi larutan NaOH dengan asam oksalat.
2. Perbedaan titik
ekuivalen dengan titik akhir titrasi yaitu titik ekuivalen adalah titik dimana
asam dan basa tepat habis bereaksi, keadaan ini sulit untuk diamati karena
belum terjadi perubahan warna pada larutan. Sedangkan titik akhir adalah
keadaan dimana titrasi dihentikan, keadaan ini mudah diamati yaitu pada saat
terjadinya perubahan warna pada larutan.
3. Pada percobaan
titrasi asam basa, ini larutan C2H2O4 (asam
oksalat) berfungsi sebagai larutan baku primer, NaOH sebagai larutan baku
sekunder, dan HCl sebagai larutan baku tersier.
XII.
Daftar
Pustaka :
Amaria.
2012. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar
Sains. Surabaya:
Unesa
University Press.
Sutrisna,
Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Jakarta: Grafindo.
Sugiarto,
Bambang, dkk. 2010. Kimia Dasar untuk Pendidikan Sains. Surabaya: UNESA University Press.
Retnowati,
Priscilia. 2006. Seribu Pena Kimia. Jakarta: Erlangga.
Surabaya, 23 Oktober 2012
Mengetahui
Dosen/ Asisten Pembimbing, Praktikan,
(............................................) (.............................................)
LAMPIRAN
PERCOBAAN 1
a.
Diket : M C2H2O4 = 0,1 M
C C2H2O4 = 10 ml
V NaOH =
12 ml
Ditanya : N NaOH =
...?
Jawab :
Equivalen x asam = Equivalen x
basa
Na x Va = Nb x Vb
10 x 0,1 = Nb x 12
1 = 12
x Nb
Nb = 0,083
N
b.
Diket : M C2H2O4 = 0,1 m
C C2H2O4 = 10 ml
V NaOH =
11,8 ml
Ditanya : N NaOH =
...?
Jawab :
Equivalen x asam = Equivalen x basa
Na x Va = Nb x Vb
10 x 0,1 = Nb x 11,8
1 = 11,8
x Nb
Nb =
0,085 N
c.
Diket : M C2H2O4 = 0,1 m
C C2H2O4 = 10 ml
V NaOH =
11,2 ml
Ditanya : N NaOH =
...?
Jawab :
Equivalen x asam = Equivalen x basa
Na x Va = Nb x Vb
10 x 0,1 = Nb x 11,2
1 = 11,3
x Nb
Nb = 0,089
N
Mrata-rata NaOH
= 0,083 + 0,085 + 0,089 = 0,086 N
3
PERCOBAAN 2
a.
Diket : M NaOH = 0,086 N
C NaOH =
11,4 ml
V HCl =
10 ml
Ditanya : N HCl
= ...?
Jawab :
Equivalen x asam = Equivalen x
basa
Na x Va = Nb x Vb
Na x 0,1 = 0.086
x 11,4
Na = 0,098
N
b.
Diket : M NaOH = 0,086 N
C NaOH =
11,6 ml
V HCl =
10 ml
Ditanya : N HCl
= ...?
Jawab :
Equivalen x asam = Equivalen x
basa
Na x Va = Nb x Vb
Na x 0,1 = 0.086
x 11,6
Na = 0,099
N
c.
Diket : M NaOH = 0,086 N
C NaOH =
11,5 ml
V HCl =
10 ml
Ditanya : N HCl
= ...?
Jawab :
Equivalen x asam = Equivalen x
basa
Na x Va = Nb x Vb
Na x 0,1 = 0.086
x 11,5
Na = 0,099
N
Mrata-rata HCl dengan indilator phenolptalein = 0,098 + 0,099 +
0,099 = 0,099 M
3
PERCOBAAN 3
a.
Diket : M NaOH = 0,086 N
C NaOH =
11,4 ml
V HCl =
10 ml
Ditanya : N HCl
= ...?
Jawab :
Equivalen x asam = Equivalen x
basa
Na x Va = Nb x Vb
Na x 0,1 = 0.086
x 11,4
Na = 0,098
N
b.
Diket : M NaOH = 0,086 N
C NaOH =
11,5 ml
V HCl =
10 ml
Ditanya : N HCl
= ...?
Jawab :
Equivalen x asam = Equivalen x
basa
Na x Va = Nb x Vb
Na x 0,1 = 0.086
x 11,5
Na = 0,099
N
c.
Diket : M NaOH = 0,086 N
C NaOH =
11,4 ml
V HCl =
10 ml
Ditanya : N HCl
= ...?
Jawab :
Equivalen x asam = Equivalen x
basa
Na x Va = Nb x Vb
Na x 0,1 = 0.086
x 11,4
Na = 0,098
N
Mrata-rata HCl dengan indilator phenolptalein = 0,098 + 0,099 +
0,098 = 0,098 M
3
LAMPIRAN

Gambar
1. Gelas ukur 100 ml

Gambar
2. Labu erlenmeyer

Gambar
3. Corong

Gambar
4. Ekstrak tumbuhan (kubis ungu) yang telah dihaluskan menggunakan lumpang dan
alu



Gambar 5. C2H2O4
Dititrasi dengan NaOH yang dicampurkan dengan indikator phenophtalein berubah
warna dari larutan yang tidak berwarna menjadi larutan berwarna merah muda.



Gambar 6.
HCl Dititrasi dengan NaOH yang dicampurkan dengan indikator phenophtalein
berubah warna dari larutan yang tidak berwarna menjadi larutan berwarna merah muda.



Gambar 6. HCl Dititrasi dengan NaOH yang dicampurkan dengan indikator ekstrak
tumbuhan berubah warna dari larutan yang tidak berwarna menjadi larutan berwarna biru kehijauan
Infonya sangat membantu, terima kasih :)
BalasHapus